Kamu datang ketika semua luka nyaris
kuobati. Aku telah mampu menyibukkan diriku, membuat kegiatan-kegiatan
bermanfaat, menyalurkan minatku, liburan bersama keluarga, dan banyak lagi yang
telah kulakukan untuk mengusir rasa itu. Rasa tentangmu. Aku telah mampu tak
memedulikan apapun tentangmu lagi. Aku tak pernah berharap kauakan kembali
kepadaku. Rasa itu perlahan sirna seiring berjalannya waktu. Rasa itu perlahan
hilang karena pengabaianmu terhadapku.
Tapi, kini kau datang LAGI! Datang ketika semua luka ku nyaris sembuh. Datang ketika aku telah mampu bangkit dari keterpurukan ku. Datang membawa sejuta hal yang membuatku kembali berharap. Kautahu? It’s so annoying, baby. Aku tengah sibuk mengerjakan apa yang harus kukerjakan. Cita-citaku yang sempat tertunda telah hampir kugapai lagi. Namun, kaudatang merusak segalanya. Sosokmu yang begitu pintar membuatku seperti tak mampu menolak kehadiranmu. Kaubuat kuberharap kembali disaat aku nyaris menemukan kebahagiaanku. Tidakkah kaurela melihat kubahagia?
Apa kaukira menyembuhkan luka sendirian itu mudah? Aku berusaha memotivasi diriku. Aku berjuang menghidupkan aku yang sempat mati karenamu. Tapi, dengan mudahnya kini kaudatang lagi ke kehidupanku. Dan dengan bodohnya aku termakan sifat manismu. Dengan hebatnya kauberikan perhatian yang membuatku bagaikan terhipnotis dan percaya denganmu.
Kumohon, pergi jika kaumemang ingin pergi. Kembalilah saat kau benar-benar ingin kembali. Kembali lalu hilang. Datang lalu pergi. Aku memang bodoh. Kebodohan adalah salah satu dari ketidaksempurnaan yang kumiliki. Namun, apakah kebodohan ini kaumanfaatkan untuk mempermainkanku? Tolong, jangan!
Tapi, kini kau datang LAGI! Datang ketika semua luka ku nyaris sembuh. Datang ketika aku telah mampu bangkit dari keterpurukan ku. Datang membawa sejuta hal yang membuatku kembali berharap. Kautahu? It’s so annoying, baby. Aku tengah sibuk mengerjakan apa yang harus kukerjakan. Cita-citaku yang sempat tertunda telah hampir kugapai lagi. Namun, kaudatang merusak segalanya. Sosokmu yang begitu pintar membuatku seperti tak mampu menolak kehadiranmu. Kaubuat kuberharap kembali disaat aku nyaris menemukan kebahagiaanku. Tidakkah kaurela melihat kubahagia?
Apa kaukira menyembuhkan luka sendirian itu mudah? Aku berusaha memotivasi diriku. Aku berjuang menghidupkan aku yang sempat mati karenamu. Tapi, dengan mudahnya kini kaudatang lagi ke kehidupanku. Dan dengan bodohnya aku termakan sifat manismu. Dengan hebatnya kauberikan perhatian yang membuatku bagaikan terhipnotis dan percaya denganmu.
Kumohon, pergi jika kaumemang ingin pergi. Kembalilah saat kau benar-benar ingin kembali. Kembali lalu hilang. Datang lalu pergi. Aku memang bodoh. Kebodohan adalah salah satu dari ketidaksempurnaan yang kumiliki. Namun, apakah kebodohan ini kaumanfaatkan untuk mempermainkanku? Tolong, jangan!
-C-