Minggu, 17 Agustus 2014

Yang Terlupa

 Sejak kecil, aku berpijak di tanahnya, meminum airnya, menghirup udaranya. 
Sampai saat ini, semua masih sama.
Aku mencintai Indonesiaku sepenuhnya.
Tidak sedikitpun rasa benci itu ada. Hanya sedikit rasa kecewa pada orang-orang dewasa di luar sana. Yang seperti buta, tak ingat saudara.
Mereka menikmati, tanpa diminta mengganti. Tak bisakah sedikit berbagi?
Mereka berfoya-foya, yang lainnya meregang nyawa.
Kemiskinan, kelaparan, kurangnya pendidikan..., semestinya semua bisa terselesaikan.
Aku hanya anak kecil yang tak tahu apa. 
Namun, aku punya hati. Kasihan Ibu pertiwi. Anak-anaknya mulai tidak peduli dengan saudara sendiri.
Saat besar nanti, aku tak ingin menjadi pemimpin negeri ini. Susah dan serba salah.
Saat besar nanti, tidak mungkin aku bisa membuat negeriku kembali. Terlalu lelah dan payah.
Tapi, aku bisa, menjadi orang yang tidak pelit, meski hidupku nanti sulit. 
 Indonesiaku pasti bangkit lagi, seperti sediakala, ketika tak ada yang terlupa.

-C-

1 komentar: