Sabtu, 20 Desember 2014

#MenjagaApi - Minoritas Bukan Alasan




MINORITAS BUKAN ALASAN

            Menjadi berbeda di antara yang lain adalah ketakutan utamaku. Dan inilah kenyataan yang ada. Aku seorang Buddha di antara teman-temanku yang beragama Hindu. Memang, tak ada yang mengucilkan atau memperlakukanku berbeda di sini. Tetapi tetap saja aku merasa beda. Perasaan dipandang sebelah mata oleh mereka terus menggerayangiku. Aku berbeda. Aku berbeda. Aku berbeda.
            Ya, aku berbeda.
            Kutunjukkan pada mereka yang menganggapku berbeda; bahwa aku memang berbeda dari mereka.
            Aku belajar lebih keras dan giat dari yang lainnya. Aku menjaga api semangatku untuk menunjukkan bahwa aku memang berbeda. Bahwa meski aku tidak sama, bukan berarti aku tidak bisa. Bahwa meski aku seorang minoritas, aku tetap bisa menjadi yang terbaik. 
            Semua kubuktikan saat aku menjadi salah satu dari siswa berprestasi di Sekolah Dasar. Api kebanggaan meletup dalam dadaku. Aku bisa membuktikan pada mereka, bahwa aku bisa.
            Tetapi sebuah kompetisi daerah sempat nyaris menciutkan nyaliku untuk terus berkobar. Aku menjadi pemenang kedua karena diriku seorang minoritas. Oh, bahkan nilaiku lebih besar dari si pemenang pertama!
            Nyaliku memang nyaris menciut, namun tidak dengan semangat untuk berprestasi yang ada dalam diriku. Ketidakadilan itu malah semakin mengobarkan semangat dan usahaku. Semakin memotivasiku untuk menjadi yang terbaik dengan perbedaan ini.
            Kembali aku membuktikan bahwa minoritas bukan alasan untuk menjadi tidak berprestasi. Di pertengahan tahun 2012 aku meraih ranking pertama dalam Tes Potensi Akademik (TPA) di salah satu Sekolah Menengah Pertama terfavorit di kota tempatku tinggal. Aku mengalahkan lebih dari seribu dua ratus murid pintar lainnya!
            Aku tidak berhenti di sana. Tahun ketigaku di SMP aku kembali menunjukkan prestasiku dengan menjadi peserta kompetisi nasional dan juara nasional salah satu perlombaan yang ada di tahun 2014 ini.
            Seperti belum puas dengan semua yang kudapatkan, aku masih haus akan pembuktian. Aku masih ingin menunjukkan, bahwa minoritas bukan sebuah alasan untuk menjadi tidak bisa. Aku bisa, meski aku berbeda. 


[diikutsertakan dalam kompetisi menulis #MenjagaApi
dengan tema Inspiratif: Pengalaman Orang Sekitar]


1 komentar: