Sabtu, 20 Desember 2014

#MenjagaApi - Tidak Selamanya Aku di Atas



TIDAK SELAMANYA AKU DI ATAS

            Semua berawal dari kejenuhanku di Sekolah Dasar. Menjadi siswa yang berlangganan mendapatkan juara tidak sepenuhnya aku sukai. Di satu sisi aku memang sangat bersyukur, namun di sisi lain aku merasa terjebak. Di kelas 1 SD aku mendapatkan juara kelas pertama untuk pertama kalinya di hidupku. Dan semua lantas dimulai. Menjadi juara kelas, juara umum, mengikuti perlombaan ini-itu. Aku merasa dituntut oleh sebagian diriku untuk menambah dan mempertahankan prestasi yang ada. Meski sebagian dari diriku merasa malas untuk hal itu. Perlahan aku merasa lelah dan bertekad untuk ‘menyelesaikan’ semua ini di Sekolah Dasar. Selanjutnya, aku tidak ingin terjebak lagi. Terdengar sombong, padahal aku tidak seberprestasi orang-orang hebat di luar sana. Namun, inilah diriku.
            Memasuki tahun pertama di Sekolah Menengah Pertama, aku berusaha mewujudkan tekadku untuk ‘tidak terjebak’. Caranya amat mudah; tidak belajar. Tahun pertama di SMP kulalui dengan senang hati meski sedikit merasa asing. Tidak pernah belajar, menyontek tugas teman, cuek terhadap nilai, dan bermain-main saja. Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya. Aku sadar ini bukan diriku, tetapi semua sudah terlanjur.
            Rasa asing yang kurasa memuncak saat hari itu datang. Hari pembagian rapor di kelas tujuh. Hari yang ketika SD kuhadapi dengan santai saja.
            Hari itu, angka 13 tertulis di bagian bawah raporku. Dan saat itulah aku tertampar..., apa yang telah kulakukan?
            Tahun pertamaku di SMP kujadikan pengalaman. Di tahun selanjutnya, aku belajar lebih keras. Berupaya mengembalikan yang pernah kudapat dulu. Tapi, seperti sudah terlambat, aku tidak mampu mengejarnya. Aku sudah terlampau jauh di belakang. Kobaran semangatku seolah tak berarti. Hanya menghasilkan angka-angka tetangga dari angka 13 yang pernah kudapat.
            Penyesalan yang tak berguna itu lantas kurasa.
            Aku kembali terjebak. Tapi tak sama seperti dulu. Aku kini terjebak di bawah.
            Seharusnya aku sadar sejak dulu, bahwa jebakan akan selalu ada.
            Seharusnya aku tahu, bahwa tidak selamanya aku di atas. 


[diikutsertakan dalam kompetisi menulis #MenjagaApi
dengan tema Inspiratif: Pengalaman Pribadi]

1 komentar: