Kamis, 09 Januari 2014

Perasaan Itu Lagi

 Perasaan itu kurasakan lagi untuk kesekian kalinya... 

Aku tidak yakin jika perasaan ini telah sirna sepenuhnya. Suaramu yang merasuk kedalam gendang telingaku tadi siang, membuat jantung ini kembali berdebar tak menentu. Kamu seperti kembali mengisi relung hati yang dengan sengaja kukosongkan untuk beberapa saat. Untuk menghindari hal yang kita sebut; patah hati.

Aku tertawa mengingat apa yang sempat terucap dari bibirku dalam beberapa minggu terakhir ini. Dengan pede-nya aku mengatakan bahwa sudah tak ada lagi rasa untukmu. Dengan berani nya aku mengatakan bahwa aku telah melupakanmu. Tapi, apa? Apa namanya jantung-yang-berdebar-begitu-kencang ketika aku mendengar suaramu yang menggelegar itu? Apa itu cinta atau bukan? Atau hanya perasaan seorang gadis remaja ketika melihat lawan jenis yang ia kagumi? Aku heran. Heran dengan diriku sendiri. 

Tubuh tegap, suara keras, dan sorot matamu seperti menembak tubuhku hingga terlempar ke masa lalu. Masa saat kita pertama kali bertemu. Saat kau dan aku sama-sama tak menyangka bahwa ada perasaan berbeda diantara kita. Sebuah perasaan yang berawal dari candaan-ejekan yang terlontar dari mulutku ataupun mulutmu. 

Kembali lagi pada topik awal. Aku tidak yakin jika perasaan ini telah sirna sepenuhnya. Tapi, aku tidak pernah merasa sedikitpun marah ketika melihat kaudekat dengan siapapun di dunia maya. Namun, ketika bertemu denganmu didunia nyata, jantungku seperti berdetak sepuluh kali lebih kencang. Aaaah! Aku membenci perasaan ini. Kenapa aku harus berkenalan dengan hal yang bernama cinta? Aku harus mengejar cita-citaku terlebih dahulu, tapi cinta selalu menghalanginya. Sebenarnya siapa yang salah? Kehadiran cinta atau aku yang tak mampu mengendalikan perasaanku sendiri? GILA! Lama-lama mungkin aku menjadi gila jika memikirkan hal ini terus-menerus. Kuputuskan untuk BERUSAHA melupakan hal ini; cinta. 

Bukankah belum waktunya gadis seumuranku mengenal hal yang namanya cinta? Lalu apa maksud Tuhan mengenalkanku pada sesuatu yang rumitnya melebihi teorema phytagoras ini? Entahlah... Rencana Tuhan tidak pernah bisa kuduga akhirnya. 

-C-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar