Judul: Autumn Sky
Penulis: Aiu Ahra
Penerbit: Bentang Belia
Tahun terbit: November 2012
Tebal: 207 hlm
Banyak orang bisa mendapatkan cinta yang mereka inginkan
Tapi aku? Kenapa aku tidak bisa?
Benarkah aku jatuh cinta kepada orang yang salah?
Aku tidak pernah mendapatkan apa yang kumau sedari dulu, selalu begitu.
Ayahku yang menyebalkan, kepindahanku ke Kyoto, ibu baru, dan kakak baru.
Semuanya berkonspirasi untuk menyulitkan hidupku.
Aku tidak pernah mendapatkan apa yang kumau sedari dulu, selalu begitu.
Ayahku yang menyebalkan, kepindahanku ke Kyoto, ibu baru, dan kakak baru.
Semuanya berkonspirasi untuk menyulitkan hidupku.
Jadi, jangan pernah salahkan aku jika aku jadi seperti sekarang.
Jangan coba dekati aku, aku tidak berminat untuk bersikap baik pada semua orang.
Kecuali, kepada dia, yang sayangnya terlarang untukku.
Jangan coba dekati aku, aku tidak berminat untuk bersikap baik pada semua orang.
Kecuali, kepada dia, yang sayangnya terlarang untukku.
*
Autumn Sky menceritakan Chika Suzu yang harus menelan pil pahit di usianya yang masih belia. Kedua orang tua Chika berpisah, entah karena alasan apa. Hak asuh jatuh ke tangan Papa--yang mengharuskan Chika meninggalkan Indonesia, juga Mamanya. Bersama dengan Papa, Chika pergi ke Kyoto. Di sana, Chika dipertemukan dengan seorang wanita seumuran Papanya dan anak laki-laki yang beberapa tahun lebih tua dari Chika; calon ibu dan kakak tirinya.
Novel ini sukses membuat saya ingin memiliki sosok kakak laki-laki seperti Yukito--kakak tiri Chika. Sifat Yukito manis dan terkadang jail. Hal inilah yang membuat Chika nyaman bertahun-tahun menjadi adik tirinya. Dan rasa nyaman yang disalahartikan ini kemudian memunculkan masalah diantara mereka.
"Kamu dengarkan Niichan baik-baik. Aku kakakmu, kamu adikku. Selamanya akan begitu. Oleh karena itu, aku akan selalu melindungimu dan membuatmu tersenyum. Itu janjiku." -Yukito (hal. 17)
Memasuki SMA, Chika masih bertahan pada sikapnya yang cuek bebek itu. Ia jarang bergaul dan lebih suka menyendiri. Di rumah, Chika hanya berbicara pada Yukito. Bahkan Chika lupa, kapan terakhir kali ia bicara dengan Papanya. Pernikahan Papa dan Ibu tirinya--Ibu Yukito--membuat Chika semakin marah dengan Papa, selain marahnya karena telah memisahkan dia dengan Mamanya.
Di sekolah barunya, sebuah kejadian tidak disengaja menyebabkan Chika bermasalah dengan seorang kakak kelas--sok--seram bernama Hwang Min Hyun. Tidak sampai di sana masalah yang Chika temui. Papa memberikan Chika alamat surel Mamanya yang kini berada di Surabaya. Namun, hanya sekali Mama pernah membalas surel yang Chika kirim. Sampai akhirnya Chika tahu, siapa orang dibalik alamat surel itu.
Biasanya, Yukito adalah orang yang paling ada untuk Chika disaat dia memiliki banyak masalah. Tapi, kehadiran seorang gadis yang menarik hati Yukito, membuat semuanya berubah. Lalu, kepada siapa Chika kini bisa berbagi? Papa? Chika mungkin sudah lupa bagaimana suara Papa. Ibu? Tentu tidak mungkin. Chika sungguh merasa kesepian. Dan merindukan Mamanya.
"Sendirian... kata itu kembali menghampiri hidup Chika. Saat ia sedang butuh teman bicara, tak ada yang bisa mendengarnya. Yukito, satu-satunya yang selalu mendengarnya, sedang sibuk dengan dunianya sendiri." (hal. 130)
Novel dengan latar Negeri Sakura ini lumayan enak dibaca waktu liburan atau waktu senggang. Bahasanya meski nggak begitu santai--dalam artian tidak memakai bahasa ibukota--tetapi tetap meninggalkan kesan ringan saat membacanya. Di buku ini juga, buat saya pribadi, menambah sedikit pengetahuan tentang Jepang (saya anaknya jarang baca buku berlatar luar Indo, ehe). Genre bukunya juga tidak bisa dikatakan full teenlit, karena di sini dibahas pula hubungan kacau antara Chika dan Papanya akibat perceraian Papa dan Mamanya. Yang paling bikin sedih, waktu Chika rindu Mamanya, tapi tidak tahu bagaiamana cara menghubunginya... huh.
Overall, novel ini bagus dan saya merekomendasikan teman-teman untuk membacanya. Tetapi, sayang sekali ending-nya sedikit menggantung mengenai hubungan Chika dan Min Hyun. So, siapkan imajinasi masing-masing, ya. :D
Kalimat penutup di lembar terakhir terbilang menarik, saya suka.
"Kini keduanya menikmati langit sore musim gugur hingga malam menjelang. Chika tak bisa berhenti tersenyum. Dulu langit musim gugur yang menjadi saksi kesedihannya dan kini langit musim gugur pula yang menjadi saksi untuk kembalinya kebahagiaan yang ia dambakan."
*
-Diikutkan dalam #ReviewMaret @momo_DM @danissyamra @ridoarbain di sini-
Makasih udah me-review noverl saya yaaaa ^__^
BalasHapus