Seorang perempuan bisu duduk
termenung didalam sebuah café sambil memandangi seorang laki-laki yang duduk
dipojok café dari jauh. Laki-laki berparas tampan, menawan, dengan senyum manis
yang terukir diwajahnya. Senyum manis yang mampu membuat si perempuan bisu bagaikan
terhipnotis. Perempuan ini sudah mengagumi laki-laki itu sejak lama. Laki-laki itu
sering datang ke café ini dan melukis disini, itulah sebabnya si perempuan-pun
sering datang ke café ini juga, walau sekedar hanya untuk minum teh sambil
menulis.
Awalnya perasaan yang dimiliki
si perempuan hanya sekedar perasaan kagum. Namun, perlahan perasaan itu tumbuh
semakin liar dan menjadi sebuah rasa yang sering disebut… cinta. Entah kenapa harus ada sebuah rasa yang bernama cinta, keluh
si perempuan bisu didalam hatinya. Baginya, cinta adalah satu kata yang sangat
sulit untuk di definisikan. Cinta begitu rumit untuk dimengerti, rumit untuk
dipahami. Cinta itu murah tetapi sulit untuk ditemukan. Cinta memang bisa kita
dapatkan dari siapapun, tetapi sulit untuk menemukan orang yang benar-benar
mencintai kita dengan tulus.
Hari ini, si perempuan bisu menitipkan
sepucuk surat pada seorang pelayan café dan menyuruhnya untuk meletakkan surat
itu dimeja yang biasa ditempati oleh laki-laki yang ia kagumi. Dan ketika si
laki-laki itu tiba di café, ia mengambil dan membaca rangkaian kata yang
tertulis diatas kertas itu.
Untuk kamu yang kukagumi
Hey, apa kabarmu? Kamu pasti bingung siapa yang
mengirimimu surat ini. Mungkin kamu memang tidak mengetahui siapa namaku,
tetapi aku yakin kamu pasti tahu aku. Aku adalah perempuan yang sering
kaupergoki sedang menatapmu secara diam-diam. Yang hanya mampu menatapmu
dari jauh. Jika boleh bercerita sedikit, aku ingin menceritakan tentang mengapa
aku mengagumimu. Semua berawal ketika aku keluar dari rumah sakit karena sebuah
kecelakaan yang menyebabkan kekasihku meninggal dunia. Saat itu aku benar-benar
merasa hidupku berakhir. Kekasih yang paling kusayangi harus pergi dari dunia.
Aku terpuruk. Aku nyaris mengakhiri hidupku. Dalam kegalauanku ingin
menyia-nyiakan hidup ini, aku sadar betapa banyaknya orang ingin hidup tetapi
Tuhan tak mengijinkannya lagi, lalu aku membatalkan percobaan bunuh diri itu.
Dan entah mengapa kakiku membawaku pergi ke café ini. Aku masuk kedalam café kecil
nan indah ini, mataku kemudian tertuju pada seorang laki-laki yang sedang
melukis dipojok depan café. Itu kamu. Kamu mengagumkan. Aku mencintaimu. Secepat
itukah aku mengatakan cinta? Iya! Karena kamu adalah orang pertama yang
membuatku mengikhlaskan kekasihku yang telah pergi. Kamu orang pertama yang
kucintai setelah kekasihku pergi. Kamu hebat.
Awalnya memang aku merasa
nyaman jatuh cinta diam-diam kepadamu, tapi rasa itu semakin menggebu didalam
dadaku dan memaksaku untuk menyatakan nya padamu. Tenang saja, aku tidak berharap
agar kaumembalas rasaku. Oya, kalau boleh jujur, aku ingin sekali mengetahui
segala tentangmu, aku ingin dekat denganmu. Tetapi aku tidak berani
mendekatimu. Bukan karena aku malu untuk memulai, tapi karena aku tak mampu
mengucapkan kata-kata. Aku bisu. Menyadari bahwa diriku tidak sempurna, aku
malu untuk mendekati orang sesempurna kamu. Seseorang yang selalu menggoreskan
kuas diatas kanvas dengan sempurna setiap sore di café ini. Sekali lagi
kukatakan; aku mengagumimu. Maaf hanya ini yang bisa kuberikan, hanya secarik
kertas dengan goresan tinta didalamnya. Aku akan bahagia melihatmu bahagia,
karena kutahu bahwa cinta tidak harus memiliki. Aku cukup lega jika kautelah
membaca tulisanku, sebab memang hanya ini yang kuinginkan. Aku hanya ingin
kaumengetahui perasaanku. Itu cukup. Sangat cukup. Sesungguhnya aku ingin
sekali melantunkan senandung indah untukmu, karena kutahu kalau kausuka musik,
dan selalu menikmati setiap lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi di café ini. Tapi,
sayang sekali aku tak mampu. Aku hanya bisa menulis untukmu. Hanya ini.
Ketika
hidupku penuh dengan awan hitam
Ketika
ribuan iblis mengantuiku
Tuhan
mengirimkan malaikatnya untukku
Malaikat
penunjuk yang mempertemukanku pada malaikat yang sesungguhnya
Kamu…
Kamu
memang seperti malaikat dihidupku
Aku
tidak dapat menyentuhmu
Aku
tidak mampu memanggilmu
Aku
tidak bisa berada didekatmu
Kita
berbeda, sungguh berbeda
Hidupmu
seperti lukisan yang penuh warna
Sedangkan
aku…
Hidupku
hanya diantara dua warna, yaitu putihnya kertas dan hitamnya tinta
Kutahu
harapanku pasti sia-sia
Kutahu
kautidak mungkin membalas rasa ini
Tapi
kutak terlalu mengharapkan balasannya
Karena
memang cinta tak harus memiliki
Dari seseorang yang mengagumimu…
Laki-laki
itu terperanjat membaca surat dari si perempuan bisu. Dia tersenyum begitu
lebar. Namun, senyumnya memudar ketika menoleh kebelakang café… perempuan itu
tidak ada. Padahal biasanya dia selalu duduk disana ditemani secangkir teh.
Entah dimana perempuan itu saat ini. Tiba-tiba terbesit perasaan yang tidak
dapat dijabarkan dalam benaknya. Perasaan senang, khawatir, juga rindu. Senang
karena ia memiliki seorang pengagum. Khawatir akan keberadaan pengagumnya.
Rindu dengan si perempuan bisu yang biasa menatapnya dari kejauhan. Dimana dia…
pikir laki-laki itu. Lalu laki-laki itu pergi, entah kemana.
-C-
Keren :3
BalasHapusMakasihhhhh :))
Hapus